
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut
Nursalam (2013). Anak merupakan makhluk
risiko dan tergantung yang selalu dipengaruhi rasa ingin tahu, aktif serta
penuh harapan. Masa anak-anak merupakan awal kehidupan untuk masa-masa
berikutnya. Agar menjadi pribadi yang mandiri dan generasi yang berkualitas,
anak perlu mendapatkan perlindungan dan perlakuan khusus sesuai dengan
kemampuan tumbuh kembangnya.
Anak usia
prasekolah merupakan masa keemasan (golden
age) bagi anak. Masa keemasan (golden
age) ini mempunyai arti penting dan berharga karena masa ini merupakan
pondasi bagi masa depan anak. Masa ini anak memiliki kebebasan untuk
berekspresi tanpa adanya suatu aturan yang menghalangi dan membatasinya . Oleh karena itu, di masa keemasan (golden age) ini perlu bagi orang tua untuk memberikan penanaman
kedisipilinan kepada anak agar anak dapat menerapkan disiplin sejak dini yang
akan mempengaruhi kedisiplinan anak pada masa dewasanya nanti.
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1988), dari Zaidin, keluarga
adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa keluarga orang yang berkumpul dan tinggal di satu tempat dibawah satu
atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Dalam
ilmu kesehatan ada beberapa tahap perkembangan keluarga, salah satunya adalah Keluarga dengan tahap
perkembangan anak usia prasekolah, tahap ini dimulai sejak anak berusia 2-5
tahun, dalam tahap ini bimbingan orang tua sangat penting. Memasuki usia 3
tahun, sang anak perlu diajari berbagai cara, diantaranya memakai celana, baju
dan sepatu sendiri, pengawasan orang tua pada
tahap ini sangat penting, mengingat anak prasekolah pada usia ini sangat rentan
terhadap pengaruh yang dapat mempengaruhi perkembangan baik fisik maupun mental
anak.
Di dalam periode anak usia prasekolah ini didapatkan banyak permasalahan kesehatan yang sangat menentukan kualitas
anak di kemudian hari. Masalah kesehatan tersebut
meliputi kesehatan umum seperti diare, keracunan, thypoid, gangguan perkembangan / pertumbuhan, gangguan perilaku dan gangguan belajar. Permasalahan
kesehatan tersebut pada umumnya akan menghambat
pencapaian prestasi pada peserta didik di sekolah.
Cakupan deteksi dini tumbuh
kembang anak balita dan prasekolah di kota tegal pada tahun 2011 sebesar 80,22
% menurun jika di bandingkan capaian pada tahun 2010 sebesar 51,31 %
Untuk skala nasional
berdasarkan data dari profil kesehatan Indonesia tahun 2008, penderita diare
pada tahun tersebut adalah 8.443 orang dengan angka kematian akibat diare
adalah 2.5 %. Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya, yaitu 1.7 % dengan
jumlah penderita diare adalah 3.661 orang. Untuk tahun 2006, penderita diare di
Indonesia adalah 10.280 orang dengan angka kematian 2.5 %.
Berdasarkan uraian di atas perawat ikut memegang peran penting dalam memberikan pelayanan kesehatan dalam
keluarga maka penulis tertarik untuk
mengambil kasus yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Keluarga Bapak. I Pada Tahap Perkembangan Anak Usia Prasekolah Dengan Masalah
Diare Di Desa Pener, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal”.
B. Tujuan Penulisan
1.
Tujuan Umum
Dalam penulisan proposal ini diharapkan mahasiswa mampu mengenal dan
mengetahui tahap perkembangan keluarga anak usia prasekolah dan asuhan keparawatannya.
2.
Tujuan Khusus
a. Untuk memahami dan mengidentifikasi masalah yang biasa
muncul pada anak usia prasekolah
b. Memberikan asuhan keperawatan
keluarga dengan pendekatan proses keperawatan dari pengkajian sampai evaluasi.
c. Mahasiswa mampu mengidentifikasi kesenjangan dan
menyusun rencana keperawatan sesuai dengan urutan prioritas masalah yang
terdapat antara teori dan praktik.
d. Mahasiswa mampu mengimplementasikan asuhan keperawatan
untuk membangkitkan minat keluarga dengan tahap perkembangan anak usia prasekolah untuk memperbaiki ke arah perilaku hidup sehat.
C. Metode Penulisan
Dalam penulisan laporan karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan
penggumpulan data misalnya :
1.
Wawancara
Penulis menggunakan tanya
jawab dengan pihak yang terkait ; Orang tua maupun anak.
2.
Observasi partisipasi
Dengan menggunakan
pendekatan orang tua maupun anak dan melaksanakan asuhan keperawatan secara
langsung dengan klien.
3.
Studi dokumentasi
Dengan
mempelajari kasus keluarga, catatan medis
dan program pengobatan yang sedang dijalankan keluarga usia
prasekolah.
4.
Studi perpustakaan
Penulis menggunakan dan
mempelajari data sebagai penunjang teoritis untuk menegakan diagnosa dan
rencana keperawatan.
5. Pemeriksaan fisik
Dengan memeriksa kesehatan
keluarga secara objektif dan subjektif maka penulis menggunakan 4 pemeriksaan fisik yaitu :
1)
Inspeksi
Inspeksi
merupakan pemeriksaan yang dilakukan dengan cara memandang atau pemeriksaan
dengan mata.
2)
Palpasi
Palpasi
merupakan pemeriksaan yang dilakukan dengan cara meraba atau menggunakan kedua
tangan untuk meraba.
3)
Perkusi
Perkusi
merupakan tindakan mengetuk bagian dengan ketukan pendek dan cepat sebagai cara
untuk mengetahui keadaan pada bagian yang ada dibaliknya berdasarkan suara
ketukan yang terdengar.
4)
Auskultasi
Auskultasi
merupakan cara pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi yang timbul dalam badan.
D. Manfaat Penulisan
1.
Bagi penulis
Meningkatkan ketrampilan
dalam memberikan asuhan keperawatan dan dapat menjadi pengalaman belajar dalam
meningkatkan pengetahuan.
2.
Bagi institusi
Sebagai bahan masukan dan
evaluasi sejauh mana mahasiswa dalam menguasai asuhan keperawatan keluarga.
3.
Bagi keluarga
Agar keluarga dapat memahami
tentang tahap perkembangan anak pra sekolah pada anak usia 3-5 tahun &
dapat memberikan perawatan pada anak sesuai dengan tahap perkembanganya.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
Konsep Dasar Keluarga
1.
Pengertian Keluarga

Menurut Friedman, M (1998) dikutip dari Suprajitno
(2004), keluarga yaitu kumpulan dua
orang atau lebih yang hidup bersama, memiliki keterikatan aturan dan emosional
sertamen jalankan peran tertentu sebagai bagian dari keluarga.
Menurut Duvall dan Logan (1986) dikutip dari Setyowati
(2008), keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan
oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang
umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta social dari tiap
anggota keluarga.
Keluarga
adalah bagian dari bapak ibu dan anak yang tinggal satu rumah bersamaan yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional serta social dari tiap anggota keluarga.
2.
Tipe Keluarga
Menurut Friedman, M.
(1998) dikutip dari Mubarak (2006).
Keluarga
yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macam pola kehidupan, agar dapat mengupayakan
peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan maka perawat perlu
memahami berbagai tipe keluarga yang umum
di Indonesia. Secara umum di negara Indonesia dikenal
tipe keluarga tradisional, tipe keluarga adalah:
a. Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang
terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak.
b. Keluarga besar (Extended Family) adalah keluarga inti
ditambah dengan sanak saudara, misalnya: nenek, kakek, keponakan, saudara
sepupu, paman, bibi, dan seterusnya.
c. Keluarga berantai (Serial Family) adalah keluarga yang
terdiri dari satu wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan
merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga duda/janda (Single Family) adalah keluarga
yang terjadi karena perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi (Composite) adalah keluarga yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
f. Keluarga kabitas (Cahabitasion) adalah dua orang
menjadi satu tanpa pernikahan tapi membentuk suatu keluarga. Keluarga Indonesia
umumnya menganut tipe keluarga besar (extended family) karena masyarakatnya
Indonesia yang terdiri dari beberapa suku hidup dalam suatu komuniti dengan
adat istiadat yang sangat kuat.
3.
Fungsi Keluarga
Menurut Friedman, M. (1998), lima fungsi keluarga adalah sebagai berikut:
a) Fungsi efektif
adalah fungsi internal
keluarga untuk pemenuhan kebutuhan psikosial, saling mengasah dan memberikan
cinta kasih, serta saling menerima dan mendukung.
b) Fungsi sosialisasi
adalah proses perkembangan
dan pembahan individu keluarga, tempat anggota keluarga berinteraksi sosial dan
belajar berperan di lingkungan sosial.
c) Fungsi reproduksi
adalah fungsi keluarga
memutuskan kelangsungan keturunan dan menambah SDM.
d) Fungsi ekonomi
adalah fungsi keluarga untuk
memenuhi kebutuhan keluarga, seperti sandang pangan dan papan.
4.
Tugas Keluarga di Bidang
Kesehatan
Menurut
Mubarok, (2006). Tugas-tugas dalam
pemeliharaan kesehatan ada lima tugas:
a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap
anggota keluarganya.
b. Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang
tepat.
c. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang
sakit.
d. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk
kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarganya.
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga
dengan fasilitas kesehatan.
5.
Struktur Keluarga
Untuk mengetahui
struktur keluarga dengan baik, maka keluarga harus memperhatikan struktur keluarga dengan benar.
Menurut Friedman, M. (1998), Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam,
diantaranya adalah:
a. Patrilinceal
adalah keluarga sedarah yang
terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu
disusun melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal
adalah keluarga sedarah yang
terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu
disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal
adalah sepasang suami istri
yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
d. Patrilokal
adalah sepasang suami istri
yang tinggal bersama kelaurga sedarah suami.
e. Keluarga kawinan
adalah hubungan suami isri
sebagai dasar bagi pembinaan warga dan beberapa sanak saudara yang menjadi
bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
6.
Peran Perawat
Dalam
perkembangan anak usia prasekolah perawat mempunyai tugas atau peran untuk
mengawasi tahap perkembangan anak usia prasekolah.
Menurut
Mubarak, (2006). Peran perawat adalah sebagai berikut:
a.
Perawat sebagai
pendidik
b.
Perawat sebagai
koordinator
c.
Perawat sebagai
pelaksana
d.
Perawat sebagai
pengawas kesehatan
e.
Perawat sebagai
konsultan
f.
Perawat sebagai
kolaborasi
g.
Perawat sebagai
fasilitator
h.
Perawat sebagai penemu
kasus
i.
Perawat sebagai
modifikasi lingkungan.
7.
Tahap Perkembangan Keluarga
Perkembangan keluarga adalah proses perubahan dari sistem keluarga yang
terjadi dari waktu ke waktu meliputi perubahan interaksi dan hubungan di antara
keluarga dari waktu ke waktu. Perkembangan ini terbagi dalam beberapa tahapan,
setiap tahapan memiliki tugas perkembangan yang harus dipenuhi agar tahapan
tersebut dapat dilalui dengan sukses.
Menurut Duvall dan Miller
(1985) dikutip dari Mubarak, (2006), siklus kehidupan keluarga terdiri dari tahapan yang mempunyai tugas dan resiko
tertentu pada setiap tahapan perkembangannya.
Adapun delapan tahapan perkembangan tersebut adalah:
a.
Tahap I Pasangan baru atau keluarga baru
Keluarga baru dimulai pada
saat masing-masing individu yaitu suami dan isteri membentuk keluarga melalui
perkawinan yang sah.
b.
Tahap II keluarga dengan kelahiran anak pertama
Dimulai sejak anak pertama
lahir sampai berusia 30 bulan.
c.
Tahap III keluarga dengan anak pra sekolah
Tahap ini dimulai saat
kelahiran anak berusia 2,5 tahun dan berakhir saat anak berusia 5 tahun. Pada
tahap ini orang tua beradaptasi terhadap kebutuhan- kebutuhan dan minat dari
anak pra sekolah dalam meningkatkan pertumbuhannya.
d.
Tahap IV keluarga dengan anak usia sekolah
Tahap ini dimulai pada saat anak yang tertua memasuki sekolah pada usia 6 –
12 tahun.
e.
Tahap V keluarga dengan anak remaja
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama berusia 13 – 20 tahun.
f.
Tahap VI keluarga dengan anak dewasa
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah sampai anak
terakhir, lamanya tergantung dengan jumlah anak dalam keluarga atau jika anak
yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.
g.
Tahap VII keluarga dengan usia pertengahan
dimulai saat anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiunan
atau salah satu pasangan meninggal.
h. Tahap VIII keluarga dengan usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan
keluarga ini dimulai pada saat salah satu meninggal atau pensiun sampai dengan
dua – duanya meninggal.
B.
Konsep Dasar Keluarga Dengan Tahap Perkembangan Anak
Usia Prasekolah
Pada masa ini merupakan tahun yang sibuk, kini anak-anak mempunyai
keinginan dan kegiatan masing-masing, di samping kegiatan wajib dari sekolah
dan dalam hidup serta kegiatan-kegiatan orang tua sendiri. Setiap orang
menjalani tugas perkembanganya sendiri sama seperti keluarga berupaya memenuhi
tugas dan perkembanganya sendiri.
Menurut Friedman, M. (1998) di
kutip dari Mubarak (2006). Tahap ini di mulai saat
kelahiran anak usia 2,5 tahun dan berakhir saat anak usia 5 tahun. Kehidupan
keluarga pada tahap ini sangat sibuk dan anak sangat tergantung pada orang tua.
Kedua orang tua harus mengatur waktunya sedemikian rupa, sehingga kebutuhan
anak, suami-isteri dan pekerjaan dapat terpenuhi.
Keperawatan keluarga berkaitan erat dengan upaya keluarga mempunyai kemampuan dalam menolong dirinya sendiri dalam bidang
kesehatan. Perawat dapat menbantu keluarga dalam memecahkan masalah
kesehatannya sehingga mencapai keadaan keluarga yang optimal.
1.
Tugas
perkembangan keluarga prasekolah
Menurut
Nazrul Efendy (1998), tugas perkembangan keluarga dengan usia prasekolah adalah
:
a.
Membantu anak untuk bersosialisasi.
b. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara
kebutuhan anak yang lain (tua) juga harus dipenuhi.
c. Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam atau
luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)
d. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak
e. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
f.
Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi pertumbuhan dan
perkembangan anak.
2.
Tugas perkembangan anak usia prasekolah
Menurut Nasrul Effendy, (1998).
Anak usia prasekolah dalam perkembangannya harus dapat melakukan pencapaian
sebagai berikut :
a.
Personal /
sosial
1)
Upaya untuk
menciptakan diri sendiri seperti orang tuanya, tetapi mandiri
2)
Menggali
lingkungan atas hasil prakarsanya
3)
Membanggakan,
mempunyai perasaan yang tidak dapat dirusak
4)
Keluarga
merupakan kelompok utama
5)
Kelompok
meningkat kepentingannya
6)
Menerima peran
sesuai jenis kelaminnya
7)
Agresif
b.
Motorik
1)
Meningkatnya
kemampuan bergerak dan koordinasi jadi lebih mudah
2)
Mengendarai
sepeda dengan dua atau tiga roda
3)
Melempar bola,
tetapi sulit uintuk menangkapnya
c.
Bahasa dan
kognitif
1)
Ketrampilan
bahasa makin baik
2)
Mengajukan
banyak pertanyaan; bagaimana, apa, dan mengapa
3)
Pemecahan
masalah sederhana: menggunakan fantasi untuk memahami, mengatasi masalah.
d.
Ketakutan
1)
Pengrusakan diri
2)
Gelap,
Ketidaktahuan
3)
Objek bayangan,
tak dikenal.
3.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang
Pola pertumbuhan dan perkembangan secara normal antara anak yang satu
dengan yang lainnya pada akhirnya tidak selalu sama, karena dipengaruhi oleh
interaksi banyak faktor.
Menurut Soetjiningsih
(2002), faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang, yaitu:
a.
Faktor dalam (internal):
1)
Genetika
a) Perbedaan ras,
etnis, atau bangsa Tinggi badan orang Eropa
akan berbeda dengan orang Indonesia atau bangsa lainnya, dengan demikian postur tubuh tiap bangsa berlainan.
b)
Keluarga
Ada keluarga yang cenderung mempunyai tubuh gemuk atau
perawakan pendek.
c)
Umur
Masa prenatal, masa bayi, dan masa remaja merupakan
tahap yang mengalami pertumbuhan cepat dibandingkan dengan masa lainnya.
d)
Jenis kelamin
Wanita akan mengalami pubertas lebih dahulu
dibandingkan laki-laki
e)
Kelainan kromoson
Dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan, misalnya
sindrom down.
b.
Pengaruh hormon
Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa prenatal, yaitu saat janin berumur
empat bulan. Pada saat itu terjadi pertumbuhan yang cepat. Hormon yang
berpengaruh terutama adalah hormon pertumbuhan somatotropin yang dikeluarkan
oleh kelenjar pituitari. Selain itukelenjar tiroid juga menghasilkan kelenjar
tiroksin yang berguna untuk metabolisme serta maturasi tulang, gigi, dan otak.
c. Faktor lingkungan
Faktor kelompok yang dapat berpengaruh dikelompokkan menjadi tiga, yaitu
pranatal, kelahiran, dan pascanatal.
1) Faktor pranatal
a) Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan
janin, terutama selama trimester akhir kehamilan
b) Mekanis, posisi janin yang abnormal dalam kandungan
dapat menyebabkan kelainan conginetal, misalnya club foot
c) Toksin, zat kimia, radiasi
d) Kelainan endokrin
e) Infeksi TORCH
atau penyakit menular sesksual
f) Kelainan imunologi
g) Psikologis ibu
2) Faktor kelahiran
Riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau forcep dapat menyebabkan
trauma kepala pada bayi sehingga beresiko terjadinya kerusakan jaringan otak.
3) Faktor pascanatal
Seperti lainnya pada masa prenatal, faktor yang berpengaruh terhadap tumbug
kembang anak adalah gizi, penyakit kronis/ kelainan konginetal, lingkungan
fisik dan kimia, psikologis, endokrin, sosioekonomi, lingkungan pengasuhan,
stimulasi, dan obat-obatan.
4.
Masalah-masalah pada anak usia prasekolah
Menurut
Soetjiningsih (2002). Ada beberapa masalah atau perilaku buruk yang
biasanya muncul pada anak usia prasekolah, diantaranya :
a. Masalah kesehatan
Masalah kesehatan yang
sering muncul pada anak prasekolah seperti; diare, cacar air, difteri, dan
campak.
b. Hubungan keluarga
Pada usia prasekolah
biasanya anak merasa cemburu dengan kehadiran anggota keluarga baru (adik).
Anak merasa tidak diperhatikan lagi oleh orang tua sehingga anak sering membuat
olah untuk mendapatkan perhatian orang tua.
c. Bahaya fisik
Kecelakaan terjadi akibat keinginan anak untuk
bermain yang menghasilkan ketrampilan tertentu.
d. Kecelakaan
Kecelakaan terjadi akibat
keinginan anak untuk bermain yang menghasilkan ketrampilan tertentu. Meskipun
tidak meninggalkan bekas fisik namun kecelakaan dianggap sebagai kegagalan dan
anak lebih bersikap hati-hati akan berbahaya bagi psikologisnya sehingga anak
akan takut terhadap kegiatan fisik. Jika hal ini terjadi bisa berkembang
menjadi masa malu.
e. Keracunan
Pada dasarnya usia
prasekolah suka mencoba segala sesuatu yang dia lihat tanpa mengetahui apakah
itu berbahaya atau tidak yang bisa menyebabkan penyakit diare.
f. Bahaya Psikologis
Perasaan bersalah akan
timbul pada anak jika anak tidak mampu berprestasi. Rasa bersalah dapat
menyebabkan anak kurang bersosialisasi, lebih pemarah, mengalami regresi.
g. Gangguan tidur
Mimpi buruk adalah mimpi
menakutkan yang terjadi selama tidur REM (rapid eye movement). Seorang anak
yang mengalami mimpi buruk biasanya akan benar-benar terbangun dan dapat
mengingat kembali mimpinya secara terperinci.
C.
Konsep Dasar Diare
1.
Pengertian
Menurut Suharyono (2003). Pengertian
Gastro Entero adalah infeksi usus yang menyebabkan diare (kotoran berair atau
encer) dan kadang-kadang muntah.
Menurut Wong (2004). Gastroentestinal
adalah inflamasi lambung dan usus yang disebabkan oleh bakteri, virus dan
pathogen parasit.
Menurut WHO
(1980) Diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari 3 kali sehari. Jadi diare adalah
gejala kelainan pencernaan berupa buang air besar dengan tinja berbentuk cair
dengan frekuensi tiga kali atau lebih dalam sehari pada anak sehingga menimbulkan
kehilangan cairan dan elektrolit. Klasifikasi dari diare ada beberapa macam.
2.
Klasifikasi
Menurut
Arief (2001).
Menyebutkan bahwa diare
dibagi menjadi 2 jenis yaitu
diare akut dikarakteristikkan oleh perubahan tiba-tiba dengan frekuensi dan 2 kualitas defekasi dan
diare kronis yaitu diare yang terjadi selama lebih dari 2 minggu. Sedangkan
penyebab terjadinya diare juga banyak macamnya.
3.
Etiologi
Menurut Behrman
(1999). Menerangkan bahwa penyebab diare dapat
dibagi dalam beberapa
faktor yaitu :
a. Faktor
infeksi
1) Faktor
internal : infeksi saluran pencernaan makananan yang merupakan penyebab utama diare
pada anak. Meliputi infeksi internal sebagai berikut:
a)
Infeksi bakteri : vibrio, e.coli, salmonella, campylobacler, tersinia,aeromonas.
b)
Infeksi virus :
enterovirus (virus ECHO, cakseaclere,
poliomyelitis),adenovirus, rotavirus,
astrovirus dan lain-lain.
c)
Infeksi parasit :
cacing (asoanis, trichuris, Oxyuris,
Strong Ylokles,protzoa (Entamoeba histolytica,
Giarella lemblia, tracomonashomonis), jamur (candida albicans).
2) Infeksi
parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan, seperti :otitis media
akut (OMA), tonsilitist tonsilofasingitis, bronkopneumonia,ensefalitis dsb.
Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah 2
tahun
b. Faktor
malabsorbsi
1) Malabsorbsi
karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa, dan sukrosa), mosiosakarida
(intoleransi glukosa, fruktosa, dan galatosa). Pada bayi dan anak yang
terpenting dan terseirng intoleransi laktasi.
2) Malabsorbsi lemak
3) Malabsorbsi protein
c. Faktor
makanan
Makanan basi, beracun,
dan alergi terhadap makanan.
d.
Faktor psikologis
Rasa
takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang lebihbesar).
4.
Patofisiologi
Menurut
Hasan (2005).
Mekanisme dasar yang
menyebabkan timbulnya diare
adalah :
a.
Gangguan sekresi
Akibat gangguan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding
usus akan terjadi peningkatan
sekresi, air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare tidak karena
peningkatan isi rongga usus.
b.
Gangguan Osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat
diserap akan menyebabkan
tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan
merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
c.
Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan
usus untuk menyerap
makanan sehingga timbul diare, sebaliknya jika peristaltik usus menurun akan
mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare
pula.
5. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinik pasien diare adalah mula-mula pasien
cengeng, gelisah, suhu
tubuh biasanya meningkat, nasfu makan berkurang atau tidak ada. Kemudian disertai
diare, tinja cair, mungkin disertai lendir atau lendir darah, warna tinja makin lama
berubah kehijau-hijauan karena bercampur empedu, sedangkan anus dan
daerah sekitar timbul lecet karena sering defekasi dan tinja makin lama makin asam
sehingga akibatnya makin banyak asam laktat yang berasal dari latosa
yang tidak di absorbsi oleh usus selama diare. Gejala muntah dapat
timbul sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan karena
lambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan
elektrolit. Bila pasien banyak kehilangan cairan dan elektrolit, mata dan ubun-ubun
cekung (pada bayi) selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering.
6.
Prinsip
Penatalaksanaan
a.
Rehidrasi sebagai prioritas
utama terapi
b.
Distetik
c.
Menurut Mansjoer
(2000), Prinsip penatalaksanaan diare adalah sebagai berikut :
1)
Diare cair membuthkan
penggantian cairan dan elektrolit tanpa melihat etiologinya, tujuan terapi
tersebut untuk mengoreksi kekurangan cairan dan elektrolit secara cepat
kemudian mengganti cairan yang hilang sampai diarenya berhenti.
2)
Makanan harus
diteruskan bahkan ditingkatkan selama diare untuk menhindarkan efek buruk pada
status gizi.
3)
Antibiotika dan
antiparasit tidak boleh digunakan secara rutin.
7.
Pathway
![]() |
8.
Komplikasi
Menurut Supartini (2004). Akibat dari diare atau kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi
berbagai komplikasi diantaranya adalah :
a.
Kehilangan air (dehidrasi)
Dehidrasi terjadi karena
kehilangan air (output) lebih banyak dari pemasukan (input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare. Gangguan keseimbangan asam basa (metabik asidosis).
Hal ini terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja. Metabolisme lemak tidak sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam tubuh, terjadinya
penimbunan asam laktat karena adanya anorexia jaringan. Produk metabolisme yang bersifat asam
meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria) dan terjadinya pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler
kedalam cairan intraseluler.
b.
Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi pada
2-3% anak yang menderita diare, lebih sering pada anak yang sebelumnya telah menderita KKP. Hal
ini terjadi karena adanya gangguan penyimpanan/penyediaan glikogen dalam hati dan adanya gangguan absorbsi glukosa. Gejala hipoglikemia akan
muncul jika kadar glukosa darah menurun hingga 40 mg% pada bayi dan 50% pada anak-anak.
c.
Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat
Hal ini disebabkan oleh
makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntah yang bertambah hebat.
Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengeluaran dan susu yang encer ini diberikan terlalu
lama. Makanan
yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan baik karena adanya hiperperistaltik.
d.
Gangguan sirkulasi
Sebagai akibat diare
dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik, akibatnya perfusi jaringan berkurang dan terjadi
hipoksia, asidosis bertambah berat, dapat mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran
menurun dan bila tidak segera diatasi klien akan meninggal.
D.
Asuhan Keperawatan Dalam Tahap Perkembangan Keluarga
Dengan Usia Prasekolah
1.
Pengkajian
Menurut Friedman, M (1998). Pengkajian merupakan
tahap terpenting dalam proses keperawatan, mengingat pengkajian sebagai awal
bagi keluarga untuk mengidentifikasi data yang ada pada keluarga. Data-data
yang dikumpulkan antara lain
:
a. Identitas keluarga
Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat tinggal,
dan tipe keluarga. Latar belakang budaya atau kebiasaan keluarga.
b. Komposisi keluarga
Untuk mengumpulkan informasi ini boleh digunakan, baik tabel atau
genogram keluarga, untuk menggunakan format tabel, setelah anggota keluarga
anak pertama dan anak yang paling terahir
c. Tipe keluarga
Keluarga termasuk keluarga inti, keluarga besar, keluarga berantai, atau
keluarga berkomposisi.
d. Latar belakang budaya
Termasuk luasnya akultrasi, sebagai petunjuk untuk menentukan kebudayaan
keluarga dan orientasi religius keluarga.
1)
Latar belakang
etnis keluarga atau anggota keluarga.
2)
Jaringan kerja
sosial keluarga (dari kelompok etnis yang sama).
3)
Tempat tinggal
keluarga
4)
Kegiatan-kegiatan
keagamaan, sosial, budaya, rekresi, dan pendidikan.
5)
Keberadaan
peran-peran dan struktur kekuasaan keluarga tradisional atau modern.
6)
Dekorasi
(tanda-tanda pengaruh budaya).
7)
Bahasa
(bahasa-bahasa) yang digunakan di rumah.
8)
Porsi komunitas
yang lazim bagi keluarga-komplek teritorial keluarga.
9)
Penggunaan
jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi. Apakah keluarga
mengunjungi pelayanan praktisi, atau memiliki kepercayaan tradisional asli
dalam bidang kesehatan.
10) Negara asal dan beberapa lama keluarga tersebut telah
tinggal.
11) Identifikasi religious kepercayaan yang dianut klien.
e. Status kelas sosial
Berdasarkan pendidikan, pekerjaan, pendapatan, status ekonomi, dan
mobilitas kelas sosial.
f. Aktifitas rekreasi atau waktu luang
Yang dikaji yaitu yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan rekreasi dan
luang yang meliputi:
1)
Mengidentifikasi
aktifitas-aktifitas keluarga, jenisnya.
2)
Waktu luang dari
subsistem keluarga.
3)
Menggali
perasaan dari anggota keluarga tentang waktu luang.
g. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
Tahap perkembangan keluarga saat ini sejauh mana keluarga
memenuhi tugas yang sesuai mulai dari lahir sampai saat ini termasuk riwayat dan
kejadian atau pengalaman yang unik atau yang berkaitan dengan kesehatan dan
seperti apa asal keluarga kedua orang tua dari kehidupannya.
h.
Data
lingkungan
Data lingkungan meliputi seluruh alam kehidupan keluarga
mulai dari pertimbangan bidang yang paling kecil seperti aspek – aspek dalam rumah
sampai komunitas keluarga tersebut
berada seperti :
1)
Karakteristik
rumah yang meliputi
a)
gambar
tipe rumah tinggal apakah tinggal di apartemen,
sewa, atau milik pribadi
b)
Gambaran
kondisi rumah dari bentuk interiornya, tipe kamar, penataan ruang, ventilasi,
pemanfaatan ruang, jenis lantai dan bahan bangunan. Didapur amati suplai air
minum, kamar mandi apakah ada fasilitas toilet sabun dan handuk, amati
kebersihan rumah.
c)
Kaji
perasaan subjektif keluarga terhadap rumah apakah bagi mereka memadai,
mengidentifikasi unit teritorial keluarga sampai pengaturan mengevaluasi
perasaan puas / tidak puas dari anggota keluarga secara keseluruhan dengan
pengaturan / penataan rumah.
2)
Karakteristik lingkungan dan komunitas tempat tinggal yang lebih luas.
a)
Tipe
apakah lingkungan tersebut desa, kota, atau sub kota. tinggal didaerah dekat
industrial atau campuran hunian. keadaan tempat tinggal apakah jalan
terpelihara, rusak, atau sementara diperbaiki. Masalah yang berkaitan dengan
kemacetan lalu lintas. Serta adanya jenis industri dilingkungan, polusi udara,
kebisingan dll.
b)
Pelayanan
kesehatan dan pelayanan dasar apa yang ada didalam lingkungan komunitas,
makanan, sandang, apotik, klinik, rumah sakit, pelayanan fasilitas gawat darurat.
c)
Bagaimana
akses pendidikan / sekolah dilingkungan komunitas apakah ada masalah integrasi
yang mempengaruhi keluarga.
d)
Fasilitas
rekreasi, apakah ada fasilitas tranportasi yang melayani dan bagaimana jarak,
kecocokan dan waktu tempuh.
e)
Aturan
atau kesepakatan penduduk setempat, apakah budaya yang mempengaruhi kesehatan
3)
Mobilitas
geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga yang
ditentukan sudah berapa lama keluarga tinggal didaerah tersebut, bagaimana
riwayat mobilitas geografis dari keluarga tersebut, dan dari mana keluarga
tersebut berpindah atau bermigrasi.
4)
Asosiasi
dan traksaksi keluarga dengan komunitas
a)
Siapa
didalam keluarga yang menggunakan pelayanan apa atau diketahui pada lembaga mana.
b)
Berapa
kali atau sejauh mana mereka menggunakan pelayanan dan fasilitas.
c)
Apa
pola teritorial keluarga / komunitas daerah yang dikunjungi.
d)
Apakah
keluarga / komunitas menyadari pelayanan yang relevan, seperti tranportasi.
e)
Bagaimana
keluarga memandang dengan komunitasnnya.
5)
Sistem
pendukung atau jaringan sosial keluarga
Siapa yang menolong keluarga pada
saat keluarga membutuhkan bantuan. Secara informal ikatan keluarga dengan teman
– teman, tetangga, kerabat, majikan dan siapa saja mereka itu serta apa
hubungannya dengan mereka. Secara informal hubungan – hubungan keluarga dengan
orang yang membantu yang berasal dari lembaga perawatan kesehatan dan lembaga terkait
lainnya.
i.
Struktur
keluarga
1)
Pola-pola
komunikasi
a)
Dalam
mengobservasi keluarga secara keseluruhan raingkaian hubungan dari keluarga,
bagaimana komunikasi fungsional dan disfungsional tersebut apakah digunakan
secara terus menerus.
b)
Bagaimana
pesan emosional yang disampaikan keluarga bersifat negatif, positif atau
keduanya.
c)
Bagaimana
frekuensi dan kualitas yang berlangsung dalam jaringan kerja komunikasi dan
dalam beberapa set hubungan.
d)
Bidang
apa yang tertutup bagi diskusi, yang merupakan isu - isu penting bagi
kesejahteraan keluarga dan fungsi yang adekuat
e)
Apakah
keluarga meminta bantuan ketika anaknya terkena penyakit diare
f)
Apakah
keluarga langsung membawa kepelayan kesehatan saat anaknya terkena diare
2)
Struktur
kekuasaan
Siapa yang membuat keputusan
terahir dan bagaimana pentingnya keputusan tersebut, serta atas dasar apa
anggota keluarga membuat keputusan. Siapa yang mengambil keputusan pertama
ketika anaknya terkena penyakit diare.
3)
Nilai
– nilai keluarga
a)
Apakah
ada kesesuaian antara nilai-nilai keluarga dan
nilai-nilai subsistem keluarga
b)
Apakah
nilai – nilai yang dianut keluarga secara sadar atau tidak sadar
c)
Apakah
ada konflik nilai yang menonjol dalam keluarga itu sendiri
d)
Bagaimana
kelas sosial keluarga, latar belakang kebudayaannya
e)
Bagaimana
nilai-nilai keluarga mempengaruhi status kesehatan keluarga.
j.
Fungsi
keluarga
1)
Fungsi
afektif
Apakah anggota keluarga merasakan
kebutuhan-kebutuhan individu lain dalam keluarga, sebagai orang tua
apakah sudah mampu menggambarkan kebutuhan dari anak-anak dan pasangannya. Serta sejauh mana anggota keluarga
memberikan perhatian satu sama lain.
2)
Fungsi
sosialisasi
a)
Kaji
praktik membesarkan anak dari keluarga dalam area bidang kontrol perilaku,
meliputi disiplin, penghargaan dan hukuman. Otonomi dan ketergantungan, memberi
dan menerima cinta, latihan perilaku yang sesuai dengan usia.
b)
Siapa
yang menerima tanggung jawab dalam membesarkan anak atau fungsi sosialisasi.
3)
Fungsi
perawat kesehatan
a) Keyakinan dan nilai apa yang diberikan keluarga pada
kesehatan, anak
usia prasekolah yang dapat mempengaruhi diare, keracunan, pertumbuhan /
perkembangan, kebiasaan sikat gigi, mencuci tangan.
b) Definisi dari keluarga tentang sehat / sakit dan tingkat
pengetahuan mereka bagaimana keluarga mendefinisikan kesehatan anak usia prasekolah
c) Praktek diet bagaimana keluarga
dapat mengetahui makanan dan gizi yang mendukung anak usia prasekolah.
d) Kebiasaan tidur dan istirahat anak
usia prasekolah tidur cenderung susah
e) Kebiasaan penggunaan obat-obatan
dalam keluarga :
Apakah anggota keluarga menyimpan
obat-obatan dalam jangka waktu lama dan menggunakannya kembali.
Apakah anggota keluarga secara
regular menggunakan obat-obatan tanpa resep atau dengan resep.
k.
Koping
keluarga
1)
Stresor
baik jangka pendek maupun jangka panjang dan yang berhubungan sosioekonomi dan
lingkungan yang dialami keluarga, apakah keluarga dapat mengatasi stresor biasa
dan ketegangan sehari – hari
2)
Apakah
keluarga mampu bertindak berdasarkan penilaian yang objektif dan realistis
terhadap situasi yang penuh dengan stres.
3)
Bagaimana
keluarga bereaksi terhadap situasi yang penuh dengan stres
4)
Dalam
bidang atau situasi masalah apa keluarga dalam menghadapi waktu penguasaan yang
dicapai.
5)
Strategi
adaptif disfungsional apa yang keluarga telah gunakan atau yang sedang digunakan.
l.
Peran
Formal dan Informal Keluarga
1)
Peran
Formal keluarga
Peran
Formal yang standar yang terdapat dalam keluarga (pencari nafkah, ibu rumah
tangga, tukang perbaiki rumah, sopir, pengasuh anak, manajer keuangan dan
tukang masak). Jika dalam keluarga hanya terdapat sedikit orang yang memenuhi
peran ini, maka akan banyak tuntutan dan kesempatan bagi anggota keluarga untuk
memerankan beberapa peran pada waktu yang berbeda.
2)
Peran
Informal Keluarga
Peran
informal bersifat implisit, biasanya tidak kelihatan, dimainkan hanya untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan emosional individu atau untuk menjaga keseimbangan
dalam keluarga. Peran informal mempunyai
tuntutan yang berbeda, tidak terlalu didasarkan oleh usia, jenis kelamin
melainkan lebih didasarkan pada personalitas atau kepribadian anggota keluarga
individual.
2.
Perumusan Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah
situasi atau keadaan yang mengalami peningkatan kesehatan dan penyembuhan yang
dapat diperbaiki melalui tindakan keperawatan.
Diagnosa keperawatan keluarga
ditetapkan berdasarkan faktor resiko dan faktor potensial terjadinya penyakit
atau masalah kesehatan keluarga serta mempertimbangkan kemampuan keluarga dalam
mengatasi masalah kesehatannya. Diagnosa keperawatan ditegakkan dengan
menggunakan formulasi PES (Problem Etiologi dan Sign).
Daftar diagnose keperawatan yang mungkin muncul pada
tahap perkembangan anak usia prasekolah dengan masalah diare adalah sebagai
berikut :
a.
Diare berhubungan dengan keluarga tidak mampu merawat masalah kesehatan di tandai dengan makanan yang terkontaminasi bakteri.
Batasan karakteristik :
Sedikitnya tiga kali atau lebih defekasi perhari, bising usus hiperaktif.
b.
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan ketidak mampuan
keluarga mengenal masalah kesehatan di tandai dengan kehilangan volume cairan.
Batasan karakteristik : suhu tubuh meningkat.
c.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah di tandai dengan intoleransi makanan.
Batasan karakteristik :
kurangnya minat terhadap makanan
Tabel 2.1 Menurut Bailon dan Maglaya (1978), dikutip dari Sulistyo, 2012, prioritas
masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan proses skroring sebagai berikut :
No.
|
Kriteria
|
Skor
|
Bobot
|
1
|
Sifat masalah
|
|
1
|
|
-
Tidak/kurang sehat
-
Ancaman kesehatan
-
Krisis atau keadaan
sejahtera
|
3
2
1
|
|
2
|
Kemungkinan masalah dapat di cegah
|
|
2
|
|
-
Dengan mudah
-
Hanya sebagian
-
Tidak dapat
|
2
1
0
|
|
3
|
Potensial masalah dapat di cegah
|
|
1
|
|
-
Tinggi
-
Cukup
-
Rendah
|
3
2
1
|
|
4
|
Menonjolnya masalah
|
|
1
|
|
-
Masalah berat,
harus segera ditangani
-
Ada masalah, tetapi
tidak perlu segera ditangani
-
Masalah tidak
dirasakan
|
2
1
0
|
|
Proses
skoring dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan
dengan cara berikut ini:
a.
Tentukan
skor untuk kriteria yang telah dibuat.
b.


Selanjutnya
skor dikalikan dengan bobot dan dibagi dengan angka tertinggi.



Skor


c.
Jumlahkan
skor untuk setiap kriteria, skor tertinggi adalah 5, sama dengan seluruh bobot.
3.
Perencanaan ( Intervensi )
Perencanaan perawatan keluarga adalah sekumpulan
tindakan yang ditentukan perawat untuk dilaksanakan dalam memecahkan kesehatan
dan keperawatan yang telah diidentifikasi. (Effendy N, 1998)
a.
Rencana tujuan keperawatan keluarga meliputi :
Tujuan merupakan pernyataan
yang lebih rinci tentang hasil keperawatan. Tujuan keperawatan akan
menentukan kriteria yang dipakai untuk menilai keberhasilan keperawatan:
1)
Tujuan jangka pendek, ditekankan pada keadaan yang mengancam kehidupan,
misalnya: sakit berat, penyakit menular dan sebagainya
2)
Tujuan jangka panjang, lebih menekankan pada perubahan perilaku dari
perilaku yang merugikan kesehatan menjadi perilaku yang menguntungkan kesehatan
keluarga dan mengatasi masalahnya.
b.
Rencana tindakan
Dalam menyusun rencana
tindakan ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan antara lain:
1) Menyangkut peningkatan
pengetahuan, ketrampilan, sikap dan perilaku anggota keluarga.
2) Relevan dengan tujuan
3) Relevan dengan masalah yang
muncul
4) Mungkin dilaksanakan
dengan keluarga
5) Sesuai dengan kondisi keluarga
6) Adanya peran aktif keluarga
Menururt NANDA, tahun 2011 intervensi yang sesuai
dengan tahap perkembangan anak usia prasekolah adalah sebagai berikut:
1.
Diare
a. Intervensi NIC
1) Manajemen Diare : Mencegah dan
mengurangi diare
2) Manajemen Elektrolit :
Meningkatkan keseimbangan elektrolit dan pencegahan komplikasi akaibat kadar
elektrolit serum yang tidak normal atau tidak diharapkan
3) Manajemen Cairan :Meningkatkan keseimbangan cairan dan
pencegahan komplikasi akibat kadar cairan yang tidak normal atau yang tidak
diharapkan
4) Manajemen Cairan / Elektrolit : Mengatur dan mencegah komplikasi akibat
perubahan kadar cairan dan elektrolit
5) Manajemen Medikasi :
Memfasilitasi penggunaan yang aman dan efektif obat resep dan obat bebas
b. Hasil NOC / Tujuan
1) Kontinensia Alur :
Pengendalian pengeluaran feses dari tubuh
2) Eliminasi Fekal : Pembentukan
dan pengeluaran feses
3) Keseimbangan Elektrolit dan
Asam-Basa :Keseimbangan elektrolit dan non elektrolit dalam kompartemen
intransel dan ekstrasel tubuh
4) Keseimbangan Cairan :
Keseimbanagan air dalam kompartemen intransel dan ekstrasel tubuh
5) Hidrasi : Jumlah air yang
adekuat dalam kompartemen intrasel dan ekstrasel tubuh
2.
Kekurangan volume cairan
a. Intervensi NIC
1) Pemantauan nutrisi : Mengumpulkan dan menganalisis
data pasien untuk mencegah atau meminimalkan nutrisi.
2) Manajemen nutrisi : Membantu atau menyediakan asupan
makanan dan cairan diet seimbang.
b. Hasil NOC / Tujuan
1) Keseimbangan cairan : Keseimbangan air dalam
kompartemen intrasel dan ekstrasel tubuh.
2) Status nutrisi: Asupan makanan dan cairan: Jumlah
makanan dan cairan yang masuk ke dalam tubuh selama periode 24 jam.
3.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
a. Intervensi NIC
1) Pemantauan nutrisi : Mengumpulkan dan menganalisis
data pasien untuk mencegah dan meminimalkan kurang gizi.
2) Bantuan menaikan berat badan : Memfasilitasi
pencapaian kenaikan berat badan.
b. Hasil NOC
1) Status gizi : asupan gizi : keadekuatan pola asupan
zat gizi yang biasanya.
2) Status gizi : Tingkat ketersediaan zat gizi untuk
memenuhi kebutuhan metabolik.
4.
Implementasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga,
didasarkan pada rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan terhadap keluarga antara
lain:
a.
Sumber daya keluarga
b.
Tingkat pendidikan rendah
c.
Adat istiadat yang berlaku
d.
Respon dan penerimaan keluarga, serta ketertiban keluarga
e.
Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga
5.
Evaluasi
Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah tujuan
tercapai atau tidak setelah suatu tindakan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai tolak
ukur dalam evaluasi adalah:
a.
Kriteria evaluasi
b.
Standar evaluasi
c.
Perubahan perilaku
Metode yang digunakan di dalam
penilaian adalah:
1)
Observasi langsung
Adalah mengamati secara
langsung perubahan yang terjadi dalam keluarga, misalnya: menutup mulut bila
batuk, meludah tidak disembarang tempat.
2)
Wawancara
Tanya jawab dengan keluarga
berkaitan dengan perubahan sikap apakah telah menjalankan anjuran yang
diberikan perawat. Misalnya: keberhasilan diri maupun lingkungan.
3)
Memeriksa laporan
Dapat dilihat dari rencana
asuhan keperawatan yang dibuat dan tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan
rencana.
4)
Latihan stimulasi
Berguna dalam menentukan
perkembangan kesanggupan melaksanakan asuhan keperawatan. (Effendi N., 1998)
No comments:
Post a Comment